Kisah Seorang Pengembara Bodoh
Zaman dahulu kala, seorang pengembara yang bodoh memulai perjalanannya. Berpakaian lengkap, bermantel dan bertopi untuk mengusir dingin serta membawa tas yang berisi bekal makanan, ia menuju ke desa terdekat.
Sesampainya di desa, ia bertemu seorang nenek. Nenek itu mencoba menipu sang pengembara. Ia menghapiri snag pengembara, berpura-pura lemas dan berkata, “Aku kelaparan, bisakah kamu memberikan bekalmu kepadaku?”
Sang pengembara bodoh tersenyum dan memberikan bekalnya pada sang nenek, tanpa menyadari bahwa ia telah ditipu. Sang nenek pun berterimakasih lalu bergegas pergi, tak lupa hatinya mengejek sang pengembara yang telah dengan bodohnya memberikan bekalnya.
Ia melanjutkan perjalanan, dan bertemu dengan orang-orang lain di desa tersebut. Karena begitu lugu, ia tidak menyadari bahwa setiap orang yang ditemuinya itu menipunya dan memintanya untuk memberikan apapun yang ia punya. Satu persatu benda-benda yang melekat di tubuhnya ia berikan pada penduduk desa yang meminta, hingga akhirnya sang pengembara itu tidak lagi mengenakan sehelai benangpun.
Karena merasa malu dengan dirinya yang tidak mengenakan apa-apa, sang pengembara memutuskan untuk pergi ke dalam hutan lebat. Di dalam hutan itu ternyata hiduplah setan-setan jahat yang gemar menipu dan memakan tubuh manusia.
Seorang setan perempuan mendatangi sang pengembara dan berkata padanya, “Anakku jatuh sakit dan bisa sembuh jika memakan kaki manusia. Maukah kamu memberikan kakimu kepadaku?”
Maka lagi-lagi sang pengembara hanya tersenyum dan memberikan sebelah kakinya pada setan tersebut. Setan itu segera mengambil sebelah kaki sang pengembara, lalu menghilang ke kedalaman hutan.
Ketika sang pengembara melanjutkan perjalanannya, ia bertemu dengan setan-setan lain yang juga mencoba menipunya dengan meminta bagian-bagian tubuhnya. Namun sang pengembara lugu itu hanya tersenyum dan memberikan semua yang diminta.
Kakinya, tangannya, dan badannya akhirnya habis dimakan oleh setan-setan itu. Ketika hanya tinggal kepalanya, sang pengembara tidak mampu lagi melanjutkan perjalanannya. Lalu datanglah seorang setan lagi, dengan niat jahat hendak menelan kepala sang pengembara. Ia mendekati sang pengembara dan berkata,
“Aku membutuhkan kepala manusia, maukah kamu memberikannya?” katanya.
“Namun sebelum itu, aku akan memberimu hadiah.”
“Apa?” tanya sang pengembara.
Sang setan tersenyum licik, lalu mengulurkan sesuatu pada sang pengembara.
Selembar kertas kecil, bertuliskan,
‘BODOH’.
Seketika mata sang pengembara berkaca-kaca.
“Terima kasih… terima kasih…” bisiknya, air mengalir dari kedua matanya.
“Baru kali ini ada yang memberikanku hadiah… terima kasih… terima kasih…”